Rabu, 07 Desember 2016

Makalah Perkembangan Islam X SMA



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah

Islam adalah salah satu agama yang memiliki penganut terbesar di dunia. Selain itu, penganutnya juga terus-menerus mengalami peningkatan dan perkembangan yang sangat signifikan setiap tahunnya. Perkembangan tersebut terjadi di seluruh dunia, tanpa terikat oleh geografis, etnis, kasta dan lain sebagainya. Kemudian kalau kita cermati, agama Islam memiliki keunikan tersendiri. Keunikan tersebut dapat kita lihat dari aspek sejarah turunnya Islam dan respon masyarakat terhadapnya. Sekilas, Islam diturunkan oleh Allah SWT kepada Muhammad Ibnu Abdullah dari golongan kaum Quraisy. Padahal, agama-agama sebelumnya banyak diturunkan kepada bangsa Israil, bukan kaum Quraisy yang tidak memiliki akar sejarah yang kuat ketimbang bangsa Israil. Sedangkan keunikan Islam jika dilihat dari respon masyarakat, sangat menakjubkan sekali. Sebab Islam yang tergolong agama baru dibandingkan agama lainnya, bisa mendapat respon positif dari masyarakt yang mengitarinya, bahkan memiliki penganut yang besar hingga saat ini. Entah dari mana antusiasme mereka dapatkan terhadap Islam –rahmatan lil alamin-.
Nah oleh sebab itu, menarik saya rasa untuk menjelajah dan menelaah lebih konprehensif  tanpa mengenyampingkan sifat kritis terhadap agama yang satu ini, khususnya di Negara Indonesia yang memiliki penganut Islam terbesar di jagad raya ini. Dalam hal ini, lagi-lagi kita dihadapkan dengan keunikan Islam. Apabila kita merefleksi sejarah Islam, bukankah Islam pertama kali turun dan berkembang di Jazirah Arab, bukan di Indonesia. Lantas, mengapa yang memiliki penganut Islam terbesar di dunia adalah bangsa Indonesia? Tidakkah terlalu jauh antara Arab-Indonesia? Kenapa tidak Negara tetangganya saja yang memiliki mayoritas penganut agama Islam, misalnya Tajikistan, Palestina, Turki, Uzbekistan, dll? Dan bagaimana perkembangan Islam pada awal masuknya ke Nusantara?
Mengenai sejarah asal mula masuknya Islam di nusantara sepertinya sedikit mengalami kerancuan (ikhtilaf) antara beberapa pakar. Hal itu terjadi karena tidak adanya satu bukti yang lebih kuat diantara bukti kuat lainnya. Sehingga antara satu sama lain tidak bisa menafikan sehingga kemudian keluarlah satu-satunya pendapat atau teori yang mutlak kebenarannya dan diterima oleh para ahli sejarah.


1.2  Rumusan Masalah
Perumusan Masalahnya meliputi :
·         Bagaimana proses awal masuknya Islam ke Indonesia ?
·         Bagaimana cara Islam masuk ke Indonesia ?
·         Bagaimanakah perkembangan Islam diberbagai wilayah di Indonesia ?
·         Siapa sajakah Tokoh-tokoh dalam perkembangan Islam di Indonesia ?
·         Bagaimana Peranan Umat Islam di Indonesia

1.3  Tujuan
·         Untuk Mengetahui proses awal masuknya Islam ke Indonesia
·         Untuk Mengetahui cara Islam masuk ke Indonesia
·         Untuk Mengetahui perkembangan Islam diberbagai wilayah di Indonesia
·         Untuk Mengetahui Tokoh-tokoh dalam perkembangan Islam di Indonesia
·         Untuk mengetahui Peranan Umat Islam di Indonesia



















BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Proses awal Masuknya Islam di Indonesia

Ketika Islam datang di Indonesia, berbagai agama dan kepercayaan seperti animisme, dinamisme, Hindu dan Budha, sudah banyak dianut oleh bangsa Indonesia bahkan dibeberapa wilayah kepulauan Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu dan Budha. Misalnya kerajaan Kutai di Kalimantan Timur, kerajaan Taruma Negara di Jawa Barat, kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan sebagainya. Namun Islam datang ke wilayah-wilayah tersebut dapat diterima dengan baik, karena Islam datang dengan membawa prinsip-prinsip perdamaian, persamaan antara manusia (tidak ada kasta), menghilangkan perbudakan dan yang paling penting juga adalah masuk kedalam Islam sangat mudah hanya dengan membaca dua kalimah syahadat dan tidak ada paksaan.
Tentang kapan Islam datang masuk ke Indonesia, menurut kesimpulan seminar “ masuknya Islam di Indonesia” pada tanggal 17 s.d 20 Maret 1963 di Medan, Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama hijriyah atau pada abad ke tujuh masehi. Menurut sumber lain menyebutkan bahwa Islam sudah mulai ekspedisinya ke Nusantara pada masa Khulafaur Rasyidin (masa pemerintahan Abu Bakar Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib), disebarkan langsung dari Madinah.

2.2 Cara Islam Masuk ke Indonesia
Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 atau ke-8 M yang bertepatan dengan abad ke-1 atau ke-2 H. Rute yang dilewati adalah jalur Utara dan Selatan.
·         Jalur Utara, dengan rute :Arab (Mekah dan Madinah) meliputi ; Damaskus – Bagdad – Gujarat – Srilangka – Indonesia
·         Jalur Selatan, dengan rute : Arab (Mekah dan Madinah) meliputi ; Yaman – Gujarat – Srilangka – Indonesia

Islam masuk ke Indonesia, bukan dengan peperangan ataupun penjajahan. Islam berkembang dan tersebar di Indonesia justru dengan cara damai dan persuasif berkat kegigihan para ulama. Karena memang para ulama berpegang teguh pada prinsip Q.S. al-Baqarah ayat 256 :
 “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut danberimankepada Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhultali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Mah aMendengar lagi Maha Mengetahui.”(Al-Baqarah: 256).
Proses penyebaran agama Islam di Indonesia dilakukan dengan cara, yaitu melalui perdagangan, perkawinan, pendidikan, politik, kesenian, tasawuf, yang kesemuanya mendukung meluasnya ajaran agama Islam.
1)      Perdagangan
2)      Perkawinan
3)      Politik
4)      Pendidikan
5)      Seni Budaya
6)      Tasawuf

2.3 Perkembangan Islam di berbagai wilayah di Indonesia
Ø  Sumatera
Daerah pertama dari kepulauan Indonesia yang dimasuki Islam adalah pantai barat pulau Sumatra dan daerah Pasai yang terletak di Aceh utara . Hal ini mudah diterima akal, karena wilayah Sumatera bagian Utara letaknya di tepi Selat Malaka, tempat lalu lintas kapal-kapal dagang dari India ke Cina.
Para pedagang dari India, yakni bangsa Arab, Persi dan Gujarat, yang juga para mubalig Islam, banyak yang menetap di bandar-bandar sepanjang Sumatera Utara. Mereka menikah dengan wanita-wanita pribumi yang sebelumnya telah di-Islamkan, sehingga terbentuklah keluarga-keluarga muslim. Selanjutnya mereka mensyiarkan Islam dengan cara yang bijaksana, baik dengan lisan maupun sikap dan perbuatan, terhadap sanak famili, para tetangga, dan masyarakat sekitarnya. Sikap dan perbuatan mereka yang baik, kepandaian yang lebih tinggi, kebersihan jasmani dan rohani, sifat kedermawanan serta sifat-sifat terpuji lainnya yang mereka miliki menyebabkan para penduduk hormat dan tertarik pada Islam, dan tertarik masuk Islam.
Hingga akhirnya berdiri kerajaan Islam pertama, yaitu Samudra Pasai. Kerajaan ni berdiri pada tahun 1261 M, di pesisir timur Laut Aceh Lhokseumawe (Aceh Utara), rajanya bernama Marah Silu, bergelar Sultan Al-Malik As-Saleh.
Ø  Jawa
Benih-benih kedatangan Islam ke tanah Jawa sebenarnya sudah dimulai pada abad pertama Hijriyah atau abad ke 7 M. Hal ini dituturkan oleh Prof. Dr. Buya Hamka dalam bukunya Sejarah Umat Islam, bahwa pada tahun 674 M sampai tahun 675 M. sahabat Nabi, Muawiyah bin Abi Sufyan pernah singgah di tanah Jawa (Kerajaan Kalingga) menyamar sebagai pedagang. Bisa jadi Muawiyah saat itu baru penjajagan saja, tapi proses dakwah selanjutnya dilakukan oleh para da’i yang berasal dari Malaka atau kerajaan Pasai sendiri. Sebab saat itu lalu lintas atau jalur hubungan antara Malaka dan Pasai disatu pihak dengan Jawa dipihak lain sudah begitu pesat.
Namun, penemuan nisan makam Siti Fatimah binti Maimun di daerah Leran/Gresik yang wafat tahun 1101 M dapatlah dijadikan tonggak awal kedatangan Islam di Jawa.
Hingga pertengahan abad ke-13, bukti-bukti kepurbakalaan maupun berita-berita asing tentang masuknya Islam di Jawa sangatlah sedikit. Baru sejak akhir abad ke-13 M hingga abad-abad berikutnya, terutama sejak Majapahit mencapai puncak kejayaannya, bukti-bukti proses pengembangan Islam ditemukan lebih banyak lagi.
Dan untuk masa-masa selanjutnya pengembangan Islam di tanah Jawa dilakukan oleh para ulama dan mubalig yang kemudian terkenal dengan sebutan Wali Sanga (sembilan wali).

Adapun gerakan dakwah Islam di Pulau Jawa selanjutnya dilakukan oleh para Wali Sanga, yaitu :
a. Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik 


b. Raden Ali Rahmatullah (Sunan Ampel)

c. Sunan Giri (Raden Aenul Yaqin atau Raden Paku)


d. Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim)


e. Sunan Kalijaga (Raden Syahid)


f. Sunan Drajat

g. Syarif Hidayatullah


h. Sunan Kudus


i. Sunan Muria


Ø  Sulawesi
Pulau Sulawesi sejak abad ke-15 M sudah didatangi oleh para pedagang muslim dari Sumatera, Malaka dan Jawa. Menurut berita Tom Pires, pada awal abad ke-16 di Sulawesi banyak terdapat kerajaan-kerajaan kecil yang sebagian penduduknya masih memeluk kepercayaan Animisme dan Dinamisme. Di antara kerajaan-kerajaan itu yang paling besar dan terkenal adalah kerajaan Gowa Tallo, Bone, Wajo, dan Sopang.
Pada tahun 1562 – 1565 M, di bawah pimpinan Raja Tumaparisi Kolama, Kerajaan Gowa Tallo berhasil menaklukkan daerah Selayar, Bulukumba, Maros, Mandar dan Luwu.
Kerajaan Gowa ini mengadakan hubungan baik dengan kerajaan Ternate dibawah pimpinan Sultan Babullah yang telah menerima Islam lebih dahulu Pada masa itu, di Gowa Tallo telah terdapat kelompok-kelompok masyarakat muslim dalam jumlah yang cukup besar. Kemudian atas jasa Dato Ribandang dan Dato Sulaemana, penyebaran dan pengembangan Islam menjadi lebih intensif dan mendapat kemajuan yang pesat. Pada tanggal 22 September 1605 Raja Gowa yang bernama Karaeng Tonigallo masuk Islam yang kemudian bergelar Sultan Alaudin. dan diikuti oleh perdana menteri atau Wazir besarnya, Karaeng Matopa.
Setelah resmi menjadi kerajaan bercorak Islam, Gowa melakukan perluasan kekuasaannya. Daerah Wajo dan Sopeng berhasil ditaklukan dan di-Islamkan. Demikian juga Bone, berhasil ditaklukan pada tahun 1611 M.

Ø  Kalimantan
Sebelum Islam masuk ke Kalimantan, di Kalimantan Selatan terdapat kerajaan-kerajaan Hindu yang berpusat di Negara Dipa, Daha, dan Kahuripan yang terletak di hulu sungai Nagara dan Amuntai Kimi. Kerajaan-kerajaan ini sudah menjalin hubungan dengan Majapahit, bahkan salah seorang raja Majapahit menikah dengan Putri Tunjung Buih. Hal tersebut tercatat dalam Kitab “Negara Kertagama” karya Empu Prapanca.

Islam masuk ke Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo melalui tiga jalur. Jalur pertama melalui Malaka yang dikenal sebagai kerajaan Islam setelah Perlak dan Pasai. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis kian membuat dakwah semakin menyebar sebab para muballig dan komunitas muslim kebanyakan mendiamai pesisir barat Kalimantan.

Jalur kedua, Islam datang disebarkan oleh para muballig dari tanah Jawa. Ekspedisi dakwah ke Kalimantan ini mencapai puncaknya saat kerajaan Demak berdiri. Demak mengirimkan banyak Muballig ke negeri ini. Para da’i tersebut berusaha mencetak kader-kader yang akan melanjutkan misi dakwah ini. Maka lahirlah ulama besar, salah satunya adalah Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari.

Jalur ketiga para da’i datang dari Sulawesi (Makasar) terutama da’i yang terkenal saat itu adalah Datuk Ri Bandang dan Tuan Tunggang Parangan.

Ø  Maluku.
Kepulauan Maluku terkenal di dunia sebagai penghasil rempah-rempah, sehingga menjadi daya tarik para pedagang asing, tak terkecuali para pedagang muslim baik dari Sumatra, Jawa, Malaka atau dari manca negara. Hal ini menyebabkan cepatnya perkembangan dakwah Islam di kepulauan ini.Islam masuk ke Maluku sekitar pertengahan abad ke 15 atau sekitar tahun 1440 dibawa oleh para pedagang muslim dari Pasai, Malaka dan Jawa (terutama para da’i yang dididik oleh para Wali Sanga di Jawa). Tahun 1460 M, Vongi Tidore, raja Ternate masuk Islam. Namun menurut H.J De Graaft (sejarawan Belanda) bahwa raja Ternate yang benar-benar muslim adalah Zaenal Abidin (1486-1500 M). Setelah itu Islam berkembang ke kerajaan-kerajaan yang ada di Maluku. Tetapi diantara sekian banyak kerajaan Islam yang paling menonjol adalah dua kerajaan , yaitu Ternate dan Tidore.
Raja-raja Maluku yang masuk Islam seperti :
a)      Raja Ternate yang bergelar Sultan Mahrum (1465-1486).
b)      Setelah beliau wafat digantikan oleh Sultan Zaenal Abidin yang sangat besar jasanya dalam menyiarkan Islam di kepulauan Maluku, Irian bahkan sampai ke Filipina.
c)      Raja Tidore yang kemudian bergelar Sultan Jamaluddin.
d)     Raja Jailolo yang berganti nama dengan Sultan Hasanuddin.
e)      Pada tahun 1520 Raja Bacan masuk Islam dan bergelar Zaenal Abidin.\

2.4 Tokoh-Tokoh Dalam Perkembangan Islam Di Indonesia
Proses penyebaran Islam di wilayah Nusantara tidak dapat dilepas dari peran aktif para ulama. Melalui merekalah Islam dapat diterima dengan baik dikalangan masyarakat. Di antara Ulama tersebut adalah sebagai berikut:
a)      Hamzah Fansuri
Ia hidup pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda sekitar tahun 1590. Pengembaraan intelektualnya tidak hanya di Fansur-Aceh, tetapi juga ke India, Persia, Mekkah dan Madinah. Dalam pengembaraan itu ia sempat mempelajari ilmu fiqh, tauhid, tasawuf, dan sastra Arab.
b)     Syaikh Muhammad Yusuf Al-Makasari
Beliau lahir di Moncong Loe, Gowa, Sulawesi Selatan pada tanggal 3 Juli 1626 M/1037 H. Ia memperoleh pengetahuan Islam dari banyak guru, di antaranya yaitu; Sayid Ba Alwi bin Abdullah Al-‘allaham (orang Arab yang menetap di Bontoala), Syaikh Nuruddin Ar-Raniri (Aceh), Muhammad bin Wajih As-Sa’di Al-Yamani (Yaman), Ayub bin Ahmad bin Ayub Ad-Dimisqi Al-Khalwati (Damaskus), dan lain sebagainya.
c)      Syaikh Abdussamad Al-Palimbani
Ia merupakan salah seorang ulama terkenal yang berasal dari Sumatra Selatan. Ayahnya adalah seorang Sayid dari San’a, Yaman. Ia dikirim ayahnya ke Timur Tengah untuk belajar. Di antara ulama sezaman yang sempat bertemu dengan beliau adalah; Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari, Abdul Wahab Bugis, Abdurrahman Bugis Al-Batawi dan Daud Al-Tatani.
d)     Syaikh Muhammad bin Umar n-Nawawi Al-Bantani
Beliau lahir di Tanar, Serang, Banten. Sejak kecil ia dan kedua saudaranya, Tamim dan Ahmad, di didik oleh ayahnya dalam bidang agama; ilmu nahwu, fiqh dan tafsir. Selain itu ia juga belajar dari Haji Sabal, ulama terkenal saat itu, dan dari Raden Haji Yusuf di Purwakarta Jawa Barat. Kemudian ia pergi ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji dan menetap disana kurang lebih tiga tahun. Di Mekkah ia belajar Sayid Abmad bi Sayid Abdurrahman An-Nawawi, Sayid Ahmad Dimyati dan Sayid Ahmad Zaini Dahlan. Sedangkan di Madinah ia berguru kepada Syaikh Muhammad Khatib Sambas Al-Hambali. Selain itu ia juga mempunyai guru utama dari Mesir.
e)      Wali Songo
Dalam sejarah penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di pulau Jawa terdapat sembilan orang ulama yang memiliki peran sangat besar. Mereka dikenal dengan sebutan wali songo.
Para wali ini umumnya tinggal di pantai utara Jawa sejak dari abad ke-15 hingga pertengahan abad ke-16. Para wali menyebarkan Islam di Jawa di tiga wilayah penting, yaitu; Surabaya, Gresik dan Lamongan (Jawa Timur), Demak, Kudus dan Muria (Jawa Tengah), serta di Cirebon Jawa Barat. Wali Songo adalah para ulama yang menjadi pembaru masyarakat pada masanya. Mereka mengenalkan berbagai bentuk peradaban baru seperti, kesehatan, bercocok tanam, niaga, kebudayaan, kesenian, kemasyarakatan hingga pemerintahan.

2.5 Peranan Umat Islam di Indonesia
      2.5.1  Masa Penjajahan
a.       Peranan Umat Islam pada Masa Penjajahan
Sebelum kaum penjajah, yakni Portugis, Belanda, dan Jepang, masuk ke Indonesia, mayoritas masyarakat Indonesia telah menganut agama Islam. Dengan dianutnya agama Islam tersebut, ajaran Islam telah banyak mendatangkan perubahan. Perubahan-perubahan itu antara lain:
ü  Masyarakat Indonesia dibebaskan dari pemujaan berhala dan pendewaan raja-raja serta dibimbing agar menghambakan diri hanya kepada Allah SWT.
ü  Rasa persamaan dan rasa keadilan yang diajarkan Islam, mampu mengubah masyarakat Indonesia yang dulunya menganut sistem kasta dan diskriminasi menjadi masyarakat yang setiap anggotanya mempunyai kedudukan, harkat, martabat, dan hak-hak yang sama.
ü  Semangat cinta tanah air dan rasa kebangsaan yang didengungkan Islam dengan semboyan “Hubbul-Watan Minal-Iman” (cinta tanah air sebagian dari iman) mampu mengubah cara berpikir masyarakat Indonesia, khususnya para pemuda, yang dulunya bersifat sekratin (lebih mementingkan sukunya dan daerahnya) menjadi bersifat nasionalis (lebih mengutamakan kepentingan bangsa dan negaranya)
ü  Semboyan yang diajarkan Islam yang berbunyi “Islam adalah agama yang cinta  damai, tetapi lebih cinta kemerdekaan” telah mampu mendorong masyarakat Indonesia untuk melakukan usaha-usaha mewujudkan kemerdekaan bangsanya dengan berbagai cara.

b.      Perlawanan Kerajaan Islam dalam Menentang Penjajahan
ü  Perlawanan terhadap Penjajah Portugis
ü  Perlawanan terhadap Penjajah Belanda

2.5.2 Masa Perang Kemerdekaan
a.      Peranan Ulama Islam Pada Masa Perang Kemerdekaan
Peranan ulama Islam Indonesia pada masa perang kemerdekaan ada dua macam:
ü  Membina kader umat Islam, melalui pesantren dan aktif dalam pembinaan masyarakat
ü  Turut berjuang secara fisik sebagai pemimpin perang. 
ü   
               b.      Peranan Organisasi dan Pondok Pesantren Pada Masa Perang Kemerdekaan
               Organisasi-organisasi yang dimaksud antara lain:
      1.      Serikat Dagang Islam/Serikat Islam
               Serikat Dagang Islam didirikan oeh Haji Samanhudi dan Mas Tirta Adisuryo pada tahun 1905 di Kota Solo. Tujuan organisasi ini pada awalnya adalah menggalang kekuatan para pedagang Islam melawan monopoli pedagang Cina dan memajukan agama Islam.
      2.      Muhammadiyah
                              Organisasi Islam Muhammadiyah didirikan di kota Yogyakarta oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November 1912. Peranan Muhammadiyah pada masa penjajahan Belanda lebih dititikberatkan pada usaha-usaha mencerdaskan rakyat Indonesia dan meningkatkan kesejahteraan mereka, yakni dengan mendirikan sekolah-sekolah, baik sekolah umum maupun sekolah agama, rumah sakit, panti asuhan, rumah-rumah penampungan bagi warga miskin dan perpustakaan-perpustakaan. 
      3.       Nahdlatul Ulama (NU)
                              NU didirikan di Surabaya pada tanggal 31 Januari 1926. Dua tokoh penting dalam upaya pembentukan NU adalah K.H. Hasyim Asy’ari dan K.H. Wahab Hasbullah.
                              Pada masa penjajahan Belanda, NU senantiasa berjuang menentang pejajahan dan pernah mengeluarkan pernyataan politik yang isinya:
Ø  Menolak kerja rodi yang dibebankan oleh penjajah kepada rakyat.
Ø  Menolak rencana ordonansi (peraturan pemerintah) tentang perkawinan tercatat.
Ø  Menolak diadakannya Milisi (wajib militer)
Ø  Menyokong GAPI dalam menuntut Indonesia yang memiliki parlemen kepada pemerintah kolonial Belanda.
      4.      Organisasi-organisasi Islam lainnya yang didirikan pada masa penjajahan
Organisasi Islam lainnya yang didirikan pada masa penjajahan Belanda di antaranya adalah Al Irsyad, Persatuan Islam (PERSIS), Persatuan Umat Islam (PUI), PERTI (Persatuan Tarbiyah Islam), dan PUSA (Persatuan Ulama Seluruh Aceh)
5.      Pondok Pesantren
                        Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertus di Indonesia, yang penyelenggaraan pendidikannya bersifat tradisional dan sederhana. Mata pelajaran yang diajarkan di pesantren adalah: Ilmu Tauhid, Fikih Islam, Akhlak, Ushul Fikih, Nahwu, Saraf, dan Ilmu Mantik. Sumber pelajarannya, biasanya, kitab-kitab berbahasa arab yang tidak berharakat atau gundul, yang biasa disebut dengan “Kitab Kuning”.

                              2.5.3 Masa Pembangunan
                     a. Peranan Umat Islam pada Masa Pembangunan
               Dalam usaha mempertahankan kemerdekaan negara Republik Indonesia, umat Islam yang merupakan mayoritas penduduk, tampil di barisan terdepan dalam perjuangan, baik perjuangan fisik (berperang) mauapun perjuangan diplomasi.
                  Di tahun-tahun awal kelahirannya sebagai negara yang merdeka dan berdaulat, bangsa Indonesia harus menghadapi Jepang, negara Sekutu, dan Belanda.
                  Selain itu, kemerdekaan negara Republik Indonesia dipertahankan melalui usaha-usaha diplomatik, yaitu perundingan antara Indonesia dan Belanda, misalnya: perundingan Linggarjati, perjanjian Renville, perjanjian Roem Royen, dan Konferensi Meja Bundar di Den Haag.
                  Dalam usaha mengisi kemerdekaan, pemerintah dan segenap bangsa Indonesia melakukan usaha-usaha pembangunan dalam berbagai bidang demi tercapainya tujuan nasional yang diamanatkan oleh UUD 1945. Usaha-usaha pembangunan yang berencana dan terarah dimulai semenjak Repelita I, dst.
                             
                              b. Peranan Organisasi Islam dalam Masa Pembangunan
               Organisasi Islam yang ada pada masa pembangunan ini cukup banyak, antara lain: Muhammadiyah; Nahdlatul Ulama (NU); Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
     
      Peranan Muhammadiyah dalam  masa pembangunan antara lain:
o   Melakukan usaha-usaha agar masyarakat Indonesia berilmu pengetahuan tinggi, berbudi luhur dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
o   Melakukan usaha-usaha di bidang kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, antara lain mendirikan Rumah Sakit, Poliklinik, BKIA (Balai Kesehatan Ibu dan Anak), Panti Asuhan dan Pos Santunan Sosial.

Peranan NU pada masa pembangunan adalah:
·         Mendirikan madrasah-madrasah, seperti Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Aliyah dan Perguruan Tinggi.
·         Mendirikan, mengelola, dan mengembangkan pesantren-pesantren .
·         Membantu dan mengurusi anak-anak yatim dan fakir miskin.

Adapun peranan MUI pada masa pembangunan adalah:
·         Memberikan fatwa dan nasihat keagamaan dalam masalah sosial kemasyarakatan kepada pemerintah dan umat Islam Indonesia pada umumnya, sebagai amar ma’ruf nahi mungkar dalam usaha meningkatkan ketahanan nasional.
·         Memperkuat Ukhuwah Islamiah dan melaksanakan kerukunan antar umat beragama dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan nasional.
·         MUI adalah penghubung antara Ulama dan Umara serta menjadi penerjemah timbal-balik antara pemerintah dan umat Islam Indonesia guna menyukseskan pembangunna nasional.


























BAB III
PENUTUP

3.1.    Kesimpulan
·         Masuknya Islam di Indonesia” pada tanggal 17 s.d 20 Maret 1963 di Medan, Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama hijriyah atau pada abad ke tujuh masehi. Menurut sumber lain menyebutkan bahwa Islam sudah mulai ekspedisinya ke Nusantara pada masa Khulafaur Rasyidin (masa pemerintahan Abu Bakar Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib), disebarkan langsung dari Madinah.
·         Perkembangan Islam di Indonesia terbagi menjadi beberapa wilayah diantaranya yaitu Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku
·         Para ulama awal yang menyebarkan Islam di Indonesia di antaranya yaitu; Hamzah Fansuri, Syaikh Muhammad Yusuf Al-Makasari, Syaikh Abdussamad Al-Palimbani, Syaikh Muhammad bin Umar n-Nawawi Al-Bantani dan wali songo (Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Sunan Gunung Jati, Sunan Drajat, Sunan Kudus dan Sunan Muria).
·         Sedangkan masuknya islam di Indonesia menurut uka tjandrasasmita dilakukan dengan enam saluran yaitu: Saluran perdagangan, Saluran perkawinan, Saluran tasawuf, Saluran pendidikan, Saluran kesenian, dan Saluran politik. Dari keenam saluran di ataslah islam bisa menjangkau hampir ke seluruh pelosok Indonesia yang salah satu pengaruhnya diakui sebagai kebudayaan Indonesia sendiri sampai sekarang seperti Pengaruh bahasa dan nama, Pengaruh adat-istiadat, Pengaruh kesenian.

      3.2.     Saran
Islam adalah agama yang damai. Islam masuk ke Indonesia, bukan dengan peperangan ataupun penjajahan. Islam berkembang dan tersebar di Indonesia justru dengan cara damai dan persuasif berkat kegigihan para ulama. Maka dari itu melalui makalah ini kita di ajarkan untuk dapat berdamai dengan orang-orang disekitar kita. Hindarilah segala pertengkaran yang dapat merusak hubungan silaturrahmi kita.




DAFTAR PUSTAKA

nurilblog.blogspot.com/.../sejarah-masuknya-islam-di indonesia
amifta45.blogspot.com/.../proses-penyebaran-islam-di-indonesia
sejarah11-jt.blogspot.com/.../proses-awal-penyebaran-islam-di-indonesia
eljannahraheem.blogspot.com/.../peranan-umat-islam-indonesia






Share:

TRIPLE_A PRINT

Kunjungi Blognya dan datangi tempatnya. Triple_A Print Melayani : * Cetak Undangan * Pengetikan * Print Out * Cetak Foto * Scan * Burning CD * Design Ms. Power Point Menjual : * ATK * Accessories Alamat : Jl. Poros Bone Makasar Tacipi-Tamping No. 7 Kec. Ulaweng Kab.Bone (Depan KSP Berkat )
Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
BONE, Sulawesi Selatan, Indonesia